Jumat, 18 Desember 2009

Pertumbuhan usaha mikro kecil menengah (UMKM) tidak berjalan sesuai rencana seperti yang diinginkan Bank Indonesia (BI), meskipun jumlah kredit yang disalurkan terus bertambah, tetapi jumlah nasabahnya tetap.

Mencermati banyaknya jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang mencapai 50 juta lebih, sangat potensi untuk mengatasi kemiskinan di negeri ini. Jumlah mereka sesuai data BPS pada 2008 mencapai 31,5 juta jiwa dari jumlah penduduk. Bukan tidak mungkin jumlah tersebut akan menipis dun bahkan habis jika pemerintah seriusmemberdayakan pelaku UMKM.

Asumsinya, jika mereka mampu tumbuh dan berkembang dipastikan membutuhkan tenaga kerja. Sendainya satu unit usaha memerlukan dua tenaga kerja saja, akan tertampung sebanyak 100 juta orang. Kalau lebih, otomatis tenaga kerja yang terserap akan lebih banyak lagi. Berarti pengangguran yang sesuai data di Kementerian Daerah Tertinggal seperti dilansir media masa berjumlah sekitar 9,2 juta orang akan terus berkurang. Dengan demikian kemiskinan perlahan-lahan lenyap dari bumi Zamrud Khatulistiwa ini. Mengingat tidak ada lagi orang usia produktif yang menganggur, sehingga kesejahteraan yang didambakan semua pihak akan tercapai.(google)

pemerintah akan melibatkan Koperasi sebagai wadah untuk menampung dan mengembangkan hasil produksi sektor UKM. Alasannya lembaga yang menampungnya selama ini masih sangat terbatas. Karenanya, pemerintah memilih lembaga yang cocok untuk menyokong pembiayaan dan pemasaran hasil UKM tersebut yakni Koperasi. Menurut Wapres, Koperasi lebih mudah dijangkau oleh pegiat UKM. Hanya diimbuhkan Boediono jaringan di antara mereka harus solid, sebab selama ini dipandangnya kadang tidak jalan. "Produk UKM harus diperluas jaringan pasarnya, bahkan hingga ke luar negeri," tuturnya. Kuncinya tambah mantan Gubemur BI ini, link pasar lebih luas ke kota-kota di Indonesia hingga manca negara. Selain itu juga harus sinergi antara desain dan teknologinya.

dari data selama 2004-2009 dampak positif atas perkembangan Koperasi dan UMKM. Terutamanya dalam penyerapan tenaga kerja sektor Koperasi menampung sekitar 23,39%, sektor UMKM yang berjumlah sekitar 51,2 juta unit usaha atau 99,98% dari total pelaku ekonomi nasional, kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 97,04% dari total tenaga kerja yang terserap. Demikian kontribusi terhadap PDB juga lumayan tinggi yakni mencapai 55,56% dari total PDB nasional. Bukti lainnya adalah memiliki nilai ekspor non migas mencapai 20,17% dan investasi 52,09%, sehingga dengan kemampuan tersebut telah ikut mendorong pertumbuhan lokal dan nasional.

Dengan berkembangnya UMKM dan kontribusi koperasi yang sudah cukup berkembang, namun ada saja halangan untuk mereka berkembang pesat karena pemerintah tidak selalu menunjang pemilik UMKM, walaupun sudah cukup membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. contoh faktor yg dihadapi pemilik UMKM :
> kurangnya kesadaran pemerintah untuk memperpanjang masa UMKM tersebut meliputi keterbatasan modal yang mereka punya.
> sulitnya mendapatkan pinjaman
> tidak ada dukungan moral

Walaupun koperasi dan UMKM telah didirikan namun masyarakat miskin masih tetap saja banyak dan pengangguran masih ditemukan dimana-mana.dengan ini semoga ditahun berikutnya UMKM dan Koperasi di Indonesia mendapat dukungan penuh dari Pemerintah baik Moril maupun Material.

0 komentar:

Posting Komentar